Saya menawarkan les bahasa jepang individu / kelompok utuk daerah kota madiun dan sekitarnya.
tingkat SMA / sederajat. atau untuk umum ( materi Noryoku Shiken tingkat dasar ).
tiap pertemuan 1 jam setengah.
informasi lebih lengkap hubungi no telepon ( 085645356406 ).
Jumat, 12 Agustus 2011
Kamis, 28 Juli 2011
Kosa kata bahasa jepang
Bahasa Asli Jepang yaitu berasal dari bahasa asli pemukim Jepang zaman dahulu disebut yamato kotoba
(大和言葉 ) yang berarti kosa kata Yamato. Kosakata Jepang sebagian besar berakar atau berasal dari Cina disebut kango (漢語) yang masuk pada abad ke-5 lewat Semenanjung Korea. Jepang banyak mengadopsi kosakata dari bahasa Inggris, kata-kata adopsi ini umumnya ditulis menggunakan huruf katakana.
Contoh: マイカー (maikaa - sama dengan pelafalan "my car") yang berarti "mobil saya"
AISATSU (Salam sapaan )
A | Salam Sapaan yang diucapkan ketika pagi, siang/sore, dan malam | ||
no | Salam Sapaan | Arti | Keterangan |
1. | Ohayo Gozaimasu おはようございます | Selamat Pagi | Diucapkan mulai terbit fajar sampai sekitar jam 10 |
2. | Konnichiwa こんにちは | Selamat siang / sore | Diucapkan mulai jam 10 pagi sampai dengan jam 5 sore. Sehingga penggunaan (konnichiwa) bias berarti selamat siang atau selamat sore. |
3. | Konbanwa こんばんは ( Kombangwa ) | Selamat malam | Diucapkan setelah jam 5 sore, atau mulai terbenamnya matahari sampai masuk fajar. |
B | Salam sapaan yang diucapkan ketika berpisah | ||
no | Salam Sapaan | Arti | Keterangan |
1. | Sayonara さようなら | Sampai jumpa | Diucapkan ketika akan berpisah atau tidak bisa bertemu lagi dalam waktu yang agak lama. |
2. | Ja mata / Mata ato / Mata. じゃ、また / またあと / また | Sampai jumpa lagi | Diucapkan ketika berpisah tetapi dalam waktu yang dekat akan bertemu lagi. |
3. | Mata ashita またあした | Sampai jumpa besok | Diucapkan ketika berpisah tetapi besok akan bertemu lagi |
4. | Oyasuminasai おやすみなさい | Selamat tidur | Salam ini diucapkan saat akan tidur. Salam ini juga digunakan ketika berpisah pada malam hari. |
C | Salam yang diucapkan untuk menanyakan kabar | ||
No. | Salam sapaan | Arti | Keterangan |
1. | Ohisashiburi desune おひさしぶりですね | Lama ya tidak berjumpa | Di ucapkan ketika betemu dengan seseorang yang telah lama tidak kita jumpai. |
2. | Ogenki desuka おげんきですか | Lama ya tidak berjumpa | Di ucapkan ketika betemu dengan seseorang yang telah lama tidak kita jumpai. |
D | Salam sapaan yang lain | ||
No. | Salam sapaan | Arti | Keterangan |
1. | Arigato gozaimasu ありがとう ございます | Terima kasih | Saat mengucapkan terima kasih kepada seseorang |
| Iie,do itashimashhite いいえ、どう いたしまして | Tidak perlu berterima kasih | Saat menjawab ucapan terima kasih dari seseorang |
2. | Itte kimasu いって きます | Saya pergi | Diucapkan saat berpamitan akan pergi |
| Itte rasshai いって らっしゃい | Selamat jalan | Jawaban yang diucapkan oleh orang yang berada di rumah |
3. | Tadaima ただいま | Saya pulang | Salam yang diucapkan ketika sampai di rumah |
| Okaeri nasai おかえりなさい | Selamat dating di rumah | Jawaban yang diucapkan oleh orang yang berada di rumah |
4. | Itadakimasu いただきます | Selamat makan | Diucapkan ketika akan makan |
5. | Sumimasen すみません | Maaf / Permisi | Ketika memohon ijin |
6. | Gomennasai ごめんなさい | Maaf | Ketika melakukan salah |
7. | Shitsureishimasu しつれいします | Maaf / permisi | Ketika akan memasuki ruangan / akan lewat / akan memohon ijin |
8. | Omedeto gozaimasu おめでとう ございます | Selamat | Ketika mengucapkan selamat kepada seseorang |
9. | Osaki ni shitsureishimasu おさき に しつれいします | Saya duluan ya! | Diucapkan ketika akan berangkat duluan |
10. | Ki o tsukete kudasai き を つけて ください | Hati-hati di jalan | Diucapkan kepada seseorang yang akan pergi |
Pendidikan karakter bangsa
Saat ini, untuk materi yang diajarkan di tingkat SMA, harus menyertakan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter bangsa tersebut harus ada dalam setiap pelajaran yang diberikan. Pendidikan karakter bangsa terdiri atas beberapa nilai-nilai karakter, yaitu :
1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
untuk pelajaran bahasa jepang pun harus memasukan nilai-nilai karakter tersebut dalam setiap silabus maupun RPP yang akan diajarkan nanti.
salah satu contohnya.
1. sebelum pelajaran dimulai, siswa diminta untuk berdoa dalam bahasa jepang. secara tidak langsung siswa telah melaksanakan salah satu nilai karakter yang berhubugan dengan keagamaan ( nilai religius ).
2. siswa mengerjakan ulangan harian bahasa jepang dengan usaha sendiri. berarti siswa telah mengaplikasikan nilai jujur.
dan lain sebagainya.
1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
untuk pelajaran bahasa jepang pun harus memasukan nilai-nilai karakter tersebut dalam setiap silabus maupun RPP yang akan diajarkan nanti.
salah satu contohnya.
1. sebelum pelajaran dimulai, siswa diminta untuk berdoa dalam bahasa jepang. secara tidak langsung siswa telah melaksanakan salah satu nilai karakter yang berhubugan dengan keagamaan ( nilai religius ).
2. siswa mengerjakan ulangan harian bahasa jepang dengan usaha sendiri. berarti siswa telah mengaplikasikan nilai jujur.
dan lain sebagainya.
Tata Bahasa
Tata kalimat dalam Bahasa Jepang memakai aturan subyek-obyek. Subyek, obyek dan relasi gramatika lainnya biasa ditandai dengan partikel, yang menyisip di kalimat dan disebut posisi akhir (postposition). Struktur dasar kalimat memakai cabang topik. Contohnya adalah, Kochira-wa Tanaka-san desu (こちらは田中さんです). Kochira ("ini") merupakan topik dari kalimat ini. Kata kerjanya ialah "desu" yang berarti "it is" dalam bahasa Inggris. Dan yang terakhir, Tanaka-san desu merupakan cabang atau komentar dari topik ini.
Infleksi dan Konjugasi
Dalam bahasa Jepang, kata benda tidak memiliki bentuk numeral, jenis kelamin, atau aspek lainnya. Contohnya pada kata benda hon (本) yang mungkin berarti sebuah atau beberapa buku. Juga pada kata hito (人) yang mungkin berarti orang atau sekumpulan orang. Kata untuk menyebut orang biasanya dalam bentuk tunggal, contohnya Harada-san. Kalau kata panggil jamak, biasanya disebut -tachi.
Pertanyaan mempunyai bentuk yang sama dengan kalimat afirmatif. Intonasi akan meninggi setiap akhir dari kalimat pertanyaan. Dalam situasi resmi, biasanya kalimat pertanyaan disertai partikel -ka. Contohnya, kalimat ii desu (いいです。) yang berarti "Baiklah" menjadi bentuk ii desu ka (いいですか?) yang berarti "Boleh kan?". Biasanya pada situasi tidak resmi, partikel -no (の) untuk menunjukkan penekanan, contohnya pada kalimat Doshite konai-no? yang berarti "Kenapa (kamu) tidak datang?".
Kalimat negatif dibentuk dengan mengubah bentuk kata kerja. Contohnya pada kalimat Pan o taberu (パンを食べる。) yang artinya "Saya akan makan roti) menjadi Pan-o tabenai (パンを食べない。) yang artinya "Saya tidak akan makan roti".
Adjektiva
Ada tiga bentuk kata sifat dalam bahasa Jepang:
- 形容詞 (keiyoshi) yaitu penambahan partikel -i, yang memiliki akhiran konjugasi い (i). Contohnya: 暑い日 (atsui hi) yang berarti "hari yang panas"
- 形容動詞 (keiyodoshi) yaitu penambahan partikel -na. Contoh: 変なひと (henna hito) yang berarti "orang aneh"
- 連体詞 (rentaishi) yaitu kata sifat sebenarnya. Contoh: あの山 (ano yama)
Partikel
Bahasa Jepang juga memiliki beberapa partikel yaitu:
- が ga untuk bentuk nominatif
- に ni untuk bentuk dativ.
- の no untuk bentuk genital
- を o untuk bentuk akusatif
Kesopanan
Biasanya untuk menghormati orang yang lebih tinggi, seperti kepada menteri atau direktur, dipakai bahasa Jepang sopan yang disebut (丁寧語) teineigo. Untuk menyebut nama menteri, diakhiri dengan partikel -sama atau -sangi. Contoh: Katsumoto-sangi (勝本ー参議). Untuk berkenalan, kita harus menggunakan bentuk bahasa sopan. Tapi, kalau sudah akrab, kita boleh memakai bahasa umum.
Selasa, 26 Juli 2011
bengawan solo versi jepang
bagi yang suka lagu keroncong, ada satu lagu keroncong yang paling terkenal di jepang. yaitu bengawan solo, ciptaan : "Gesang ". lagu ini juga memiliki versi dalam bahasa jepang. coba kita lihat teksnya di bawah ini..
Angka dan Sistem Penghitungan
Bangsa Jepang pada zaman dahulu (dan dalam jumlah yang cukup terbatas pada zaman sekarang) menggunakan angka-angka Tionghoa, yang lalu dibawa ke Korea dan sampai ke Jepang. Berikut ini adalah daftar angka-angka Jepang.
一 Satu | 二 Dua | 三 Tiga | 四 Empat | 五 Lima | 六 Enam | 七 Tujuh | 八 Delapan | 九 Sembilan | 十 Sepuluh |
Setelah Kekaisaran Jepang mulai dipengaruhi oleh Eropa, angka-angka Arab mulai digunakan secara besar-besaran, dan hampir mengganti sepenuhnya kegunaan angka Tionghoa ini.
Dalam penggunaannya di Bahasa Jepang, dan untungnya juga agak mirip di bahasa Indonesia, angka-angka ini tidak bisa digunakan seperti itu saja untuk menyatakan sebuah jumlah dari sebuah barang, waktu dan sebagainya. Pertama-tama jenis barangnya harus dipertimbangkan, lalu ukurannya, dan akhirnya jumlahnya. Cara berhitung untuk waktu dan tanggal pun berbeda-beda, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghafalkan cara angka-angka ini bergabung dengan satuannya.
Cara menghitung barang
Barang secara umum
Untuk mengucapkan 1 buah yaitu ひとつ(hitotsu) dan seterusnya menambahkan huruf tsu (つ)
Barang Panjang
Untuk mengucapkan 1 buah barang panjang (meteran) misal いっぽん(ippon). Biasa dipakai untuk menghitung jumlah pensil, botol, pohon.
Barang Tipis
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan まい(mai) sebagai akhiran, Misal:1 lembar いちまい(ichimai) ,dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah kertas, baju, perangko, dan benda tipis lainnya.
Barang Besar
Hanya perlu angka biasa ditambahi satuan だい(dai) sebagai akhiran, Misal : 1 buah いちだい (ichidai),dst . Bisa digunakan untuk menghitung jumlah barang elektronik yang besar, atau barang besar pada umumnya, seperti televisi, kulkas, rumah, mobil dan sebagainya
Cara menghitung orang
Untuk mengucapkan seorang dan seterusnya menggunakan angka biasa ditambahi satuan にん(nin), misal: 3 orang さんにん (sannin) 7 orang しちにん (shichinin)
lafal vokal bahasa jepang
Bahasa Jepang mempunyai 5 huruf vokal yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/.
Lafal vokal bahasa Jepang mirip bahasa Melayu. Contohnya:
- /a/ seperti "bapa"
- /i/ seperti "ibu"
- /u/ seperti "urut"
- /e/ seperti "esok"
- /o/ seperti "obor"
Tulisan bahasa Jepang
Tulisan bahasa Jepang berasal dari tulisan bahasa China (漢字/kanji) yang diperkenalkan pada abad keempat Masehi. Sebelum ini, orang Jepang tidak mempunyai sistem penulisan sendiri.
Tulisan Jepang terbagi kepada tiga:
- aksara Kanji (漢字) yang berasal dari China
- aksara Hiragana (ひらがな) dan
- aksara Katakana (カタカナ); keduanya berunsur daripada tulisan kanji dan dikembangkan pada abad kedelapan Masehi oleh rohaniawan Buddha untuk membantu melafazkan karakter-karakter China.
Kedua aksara terakhir ini biasa disebut kana dan keduanya terpengaruhi fonetik bahasa Sansekerta. Hal ini masih bisa dilihat dalam urutan aksara Kana. Selain itu, ada pula sistemalihaksara yang disebut romaji.
Bahasa Jepang yang kita kenal sekarang ini, ditulis dengan menggunakan kombinasi aksara Kanji, Hiragana, dan Katakana. Kanji dipakai untuk menyatakan arti dasar dari kata (baik berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata sandang). Hiragana ditulis sesudah kanji untuk mengubah arti dasar dari kata tersebut, dan menyesuaikannya dengan peraturan tata bahasa Jepang.
Kana
Aksara Hiragana dan Katakana (kana) memiliki urutan seperti dibawah ini, memiliki 46 set huruf masing-masing. Keduanya (Hiragana dan Katakana) tidak memiliki arti apapun, seperti abjad dalam Bahasa Indonesia, hanya melambangkan suatu bunyi tertentu, meskipun ada juga kata-kata dalam bahasa Jepang yang terdiri dari satu 'suku kata', seperti me (mata), ki(pohon), ni (dua), dsb. Abjad ini diajarkan pada tingkat pra-sekolah (TK) di Jepang.
Kanji
Banyak sekali kanji yang diadaptasi dari Tiongkok, sehingga menimbulkan banyak kesulitan dalam membacanya. Dai Kanji Jiten adalah kamus kanji terbesar yang pernah dibuat, dan berisi 30.000 kanji. Kebanyakan kanji sudah punah, hanya terdapat pada kamus, dan sangat terbatas pemakaiannya, seperti pada penulisan suatu nama orang.
Oleh karena itu Pemerintah Jepang membuat suatu peraturan baru mengenai jumlah aksara kanji dalam Joyō Kanji atau kanji sehari-hari yang dibatasi penggunaannya sampai 1945 huruf saja. Aksara kanji melambangkan suatu arti tertentu. Suatu Kanji dapat dibaca secara dua bacaan, yaitu Onyōmi (adaptasi dari cara baca China) dan Kunyōmi (cara baca asli Jepang). Satu kanji bisa memiliki beberapa bacaan Onyomi dan Kunyomi.
Langganan:
Postingan (Atom)